Begini Rupanya Tetap.
Suatu hari nanti ketika malam tak lagi mau nampakkan pendarnya
Sediakah kamu datang kemudian nyalakannya ?
Dengan tanpa apapun selain kamu malam benar-benar kelam pula mencekam.
Lelakiku, sediakah kamu ?
Menunggu takkan semenarik ini bila itu bukan kamu.
Maka benar Maha Besar Tuhan atas karyaNya berupa kamu.
Pada detik yang masih saja menyimpan kamu, aku berbisik mengharapnya sampai padamu; aku di sini, di sana, di manapun.
Semoga ditiapmu aku ada; pula bisikku padaNya yang benar telah membuatmu nyata begitu sempurna.
Kini, betapa yang sedari dulu adalah sama.
Betapa aku adalah tetap; aku yang duduk dibeberapa baris kursi di belakangmu.
Menatapimu, meratapimu.
-iweddewi-
Sediakah kamu datang kemudian nyalakannya ?
Dengan tanpa apapun selain kamu malam benar-benar kelam pula mencekam.
Lelakiku, sediakah kamu ?
Menunggu takkan semenarik ini bila itu bukan kamu.
Maka benar Maha Besar Tuhan atas karyaNya berupa kamu.
Pada detik yang masih saja menyimpan kamu, aku berbisik mengharapnya sampai padamu; aku di sini, di sana, di manapun.
Semoga ditiapmu aku ada; pula bisikku padaNya yang benar telah membuatmu nyata begitu sempurna.
Kini, betapa yang sedari dulu adalah sama.
Betapa aku adalah tetap; aku yang duduk dibeberapa baris kursi di belakangmu.
Menatapimu, meratapimu.
-iweddewi-
12 Januari 2015 pukul 07.04
senang rasanya melihat hal yang indah, dengan bahasa yang sederhana