Analisis Cerpen SUNGAI (Nugroho Noto Susanto)



Cerpen "Sungai" karya Nugroho Noto Susanto adalah cerpen yang mengisahkan tentang tokoh sentral bernama Kasim seorang kepala regu TNI. Cerpen ini mengangkat tema pengorbanan yang ditandai dengan berbagai hal hingga mengharuskan Sersan Kasim mengorbankan orang-orang yang dicintainya mulai dari istri juga anaknya. Hal ini tercermin saat sepuluh tahun yang lalu Aminah, istri Sersan Kasim, memaksa untuk ikut menyebrang ke wilayah kekuasaan Republik padahal saat itu istrinya sedang hamil, dua bulan kemudian Sersan Kasim harus merelakan istrinya menghembuskan napas terakhirnya setelah melahirkan Acep. Selain itu saat penyebrangan berikutnya Sersan Kasim juga harus mengorbankan Acep, putranya, demi menyelamatkan prajurit-prajurit yang dipimpinnya.
Tokoh dalam Cerpen "Sungai" terdiri atas Sersan Kasim, Aminah (istri Sersan Kasim), Acep (anak Sersan Kasim), Komandan Peleton, dan para prajurit kompi. Namun tidak ada penggambaran spesifikasi dari tiap tokoh kecuali Sersan Kasim sebagai tokoh sentral dalam cerita dan Komandan Peleton sebagai tokoh periferal atau tokoh tambahan. Sersan Kasim digambarkan berwatak penyayang, hal ini tercermin pada saat Sersan Kasim tetap bersi keras  membawa Acep, anaknya, dalam penyebrangan yang membahayakan daripada menitipkannya ke orang asing. Sikap Sersan Kasim ini dapat dikatakan sebagai wujud cintanya kepada sang istri dengan cara menjaga Acep. Sersan Kasim juga digambarkan mempunyai watak bertanggung jawab, dapat dilihat dari sikap Sersan Kasim yang berani menjamin bahwa anaknya tidak akan menangis dan membahayakan regu dalam penyebrangan. Selain itu pada saat situasi genting pun Sersan Kasim rela mengorbankan anaknya demi keselamatan ratusan prajurit yang menjadi tanggung jawabnya. Watak lain yang dimiliki Sersan Kasim adalah tabah, tercermin saat istrinya meninggal ia tetap melanjutkan hidupnya dengan mengasuh dan menjaga Acep dengan penuh kasih sayang, kemudian saat Acep akhirnya meninggal dunia dalam penyebrangan, Sersan Kasim meskipun dengan kesedihan mendalam ia tetap melanjutkan perjalanan lagi.
Komandan peleton sebagai tokoh periferal atau tokoh tambahan dalam Cerpen "Sungai" digambarkan memiliki watak yang sigap dan cermat yang tercermin dari sikapnya yang tanggap terhadap Sersan Kasim yang ingin membawa anaknya dalam penyebrangan. Selain itu Komandan Peleton juga memiliki watak yang bijaksana, hal ini tercermin pada saat ia mengembalikan lagi keputusan tentang keinginan Sersan Kasim membawa serta anaknya dalam penyebrangan pada Sersan Kasim sendiri, Komandan Peleton hanya mengingatkan bahwa risikonya akan lebih besar jika Sersan Kasim membawa serta anaknya. Komandan Peleton juga digambarkan memiliki watak bertanggung jawab karena ia perhatian kepada seluruh anggota yang dipimpinnya, hal ini tercermin dari perhatiannya terhadap Sersan Kasim.
Latar/setting yang digunakan dalam Cerpen "Sungai" menggambarkan bahwa tempat terjadinya adalah di Sungai Serayu di Jawa Tengah, terbukti dalam kutipan (Kini, kembali ia akan menyebrangi sungai. Sekali ini bukan sungai kecil, melainkan salah satu sungai terbesar di Jawa Tengah: Sungai Serayu). Waktu terjadinya peristiwa dalam Cerpen "Sungai" adalah masa setelah kemerdekaan Indonesia, saat terjadi gencatan senjata melawan Belanda, terbukti dalam kutipan (Tentara Belanda telah menduduki Yogya, persetujuan gencatan senjata telah dilanggar, dan Republik tidak merasa terikat lagi oleh perjanjian yang sudah ada) Hal yang lebih menjelaskan lagi bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah Kemerdekaan Indonesia adalah Aminah, istri Sersan Kasim, meninggal pada tahun 1948.
Suasana yang tercipta dalam Cerpen "Sungai" adalah menegangkan dan mengharukan, tercermin saat Acep mulai menangis dalam gendongan Sersan Kasim yang kemudian menarik perhatian musuh yang menembakan peluru kembang api hingga membuat para prajurit merasa terancam. Keharuan muncul saat ternyata Acep tidak selamat dalam penyebrangan.
Alur yang digunakan dalam Cerpen "sungai" adalah alur lurus atau alur maju meskipun didalamnya terdapat back tarcking saat Sersan Kasim mengingat tentang istrinya yang bersikeras untuk ikut Sersan Kasim dalam tugasnya kala itu, lalu dua bulan kemudian istrinya melahirkan Acep, namun sehari setelah melahirkan, Aminah meninggal dunia.
Setelah mengidentifikasi Cerpen "Sungai" tentu ada pelajaran yang dapat diambil dari cerita tersebut, antara lain adalah sebagai pemimpin hendaknya selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibanding kepentingan pribadi, tercermin dari sikap Sersan Kasim yang lebih mengutamakan nyawa lebih dari seratus prajurit yang dipimpinnya dengan mengorbankan anak semata wayangnya. Selain itu, sebagai seorang pemimpin juga dituntut untuk selalu berpikir menentukan solusi  dalam kondisi segenting apapun, tercermin dari keputusan Sersan Kasim yang akhirnya mengorbankan anaknya saat regunya terancam.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Analisis Cerpen SUNGAI (Nugroho Noto Susanto)"

Posting Komentar