Novel Positif -Maria Silvi-

Novel yang aku beli pas ada bazar buku di kampus. Murah tapi mahal, dalam artian harganya yang emang murah banget apalagi dapet di bazar buku, tapi isinya gak main-main bro ! Ringan, dan berasa banget jadi dokter pas baca. Ini juga aku jadiin bahan buat tugas mata kuliah Teori Satra  :D 

Positif adalah sebuah novel karya Maria Silvi yang mengisahkan tentang seorang dokter umum muda bernama Gladiol Ragil Pramaswati atau yang sering disapa Glad. Glad adalah tipikal orang yang ceria, pintar, ramah, dan disukai setiap pasien dan perawat di tempatnya bertugas. Glad memiliki tunangan bernama Dean seorang manajer resort yang berasal dari latar belakang keluarga yang terpandang dan kaya raya. Mereka telah menjalin cinta selama dua tahun. Awal mula Glad bertemu dengan Dean adalah disalah satu pub malam daerah Jogja, saat itu Glad sedang menemani teman sesama dokternya yang ingin melepas suntuk, namun karena didikan orang tua Glad ia tumbuh menjadi anak yang lurus dan tidak macam-macam menjadikannya tidak ikut masuk kedalam pub, ia lebih memilih menunggu di dalam mobil dan mendengarkan musik dari mobil. Di parkiran tempat Glad menunggulah akhirnya Glad bertemu Dean yang saat itu baruu keluar dari pub.
Dimata Glad, Dean adalah sosok pria yang bertanggung jawab, ia sangat menyayangi Glad. Ia pun sopan pada keluarga Glad, tidak macam-macam dan sudah tidak pernah mengunjungi pub sejak bersama Glad. Maka tidak salahlah jika Glad memutuskan untuk melanjutkan hubungannya dengan Dean ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Keluarga keduanya pun sibuk mengurusi segala sesuatu untuk pesta pernikahan yang rencananya akan dibuat meriah dan elegant, sebenarnya yang lebih sibuk menyiapkan adalah dari keluarga Dean, mereka yang mengusulkan ini itu yang berbau mewah, sedangkan dari keluarga Glad dan Glad sendiri yang berlatar belakang keluaga sederhana sebenarnya menginginkan agar segala sesuatunya dibuat sederhana saja. Namun orang tua Dean yang notabennya dari kalangan atas tentu akan malu pada kolega-koleganya jika mengadakan pesta yang sederhana-sederhana saja.
Sebagai seorang dokter Glad selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk setiap pasien yang ditanganinya, ia yang cerdas pun seringkali dimintai tolong oleh rekan sejawatnya yang lebih senior untuk membantu mengerjakan beberapa hal seperti membuatkan power point untuk presentasi, membantu menganalisis pasien dan sebagainya. Glad melakukannya dengan senang hati, meskipun banyak yang mengatakan bahwa sebenarnya ia hanya dimanfaatkan saja oleh para dokter senior. Namun Glad hanya menanggapinya dengan tersenyum, memnurut Glad hitung-hitung untuk belajar karena Glad memang suka belajar.
Namun dari sekian kelebihan yang dimiliki Glad, seperti halnya manusia yang memang tidak ada yang sempurna, Glad pun demikian. Ia memiliki suatu kekurangan mengenai pandangannya terhadap kaum ODHA. Menurutnya kaum ODHA atau para pengidap HIV/AIDS adalah sampah masyarakat, mereka sangatlah menjijikan, hidupnya pasti sangat menyimpang dari norma masyarakat, sex bebas, narkoba, dunia hitam dan kelam dan sebagainya, intinya mereka tidak bermoral dan Glad sangat muak pada mereka. Seringkali Glad membedakan pasiennya karena ini, ia tidak mau menangani kaum ODHA dan jika kepepet harus menangani pun pasti ia akan ogah-ogahan merawatnya. Padahal dalam Sumpah Hipocrates atau Sumpah Dokter yang diucapkannya dulu ia termasuk sudah melanggar sumpahnya karena telah mendiskriminasikan pasien berdasarkan jenis penyakit, namun menurut Glad tidak demikian, ia hanya takut tertular dan hal tersebut ia lakukan semata-mata untuk melindungi dirinya agar tidak tertular. Itu saja.
Hingga pada suatu ketika ada yang menyindir sekaligus mengejeknya mengenai cara ia menangani kaum ODHA saat ia sedang jaga malam di rumah sakit dan tiba-tiba ada pasien yang ternyata pengidap HIV positif, seketika ia membeku dan segera mengenakan sarung tangan steril dan facemask, saat itulah laki-laki asing pengantar pasien tersebut menertawakan Glad bahwa ia sebenarnya dokter yang baruu memiliki pengetahuan yang setengah-setengah tapi sudah berani praktik. Glad sangat tersinggung dan bercampur malu dengan perkataan laki-laki tadi, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena tiba-tiba Dokter Shani seorang spesialis penyakit dalam datang. Kemarahan Glad dimuntahkannya dengan memaki-maki sepanjang jalan, Boby rekan sejawatnya yang sudah dekat dengannya pun saat diceritakan tentang hal tadi malah ikut-ikutan menyalahkan Glad yang suka mendirkriminasi pasien, menurutnya Glad harusnya tidak menghakimi pasien tentang masalah berdosa atau tidaknya mereka, karena pekerjaannya adalah dokter, ia tidak bertangging jawab atas dosa yang telah mereka buat, ia hanya perlu menyembukannya saja. Namun Glad yang sedang dikuasai amarah tidak menggubris Boby, hubungan mereka pun akhirnya merenggang.
Laki-laki asing yang menegur Glad itu ternyata adalah pasien sekaligus patner dari Dokter Shani dalam berbagai seminar dan penyuluhan tentang HIV/AIDS. Ia aktif berorganisasi dan menjadi pembicara dalam setiap seminar tersebut. Ia bernama Rendi, yang kemudian membuat pikiran Glad lebih terbuka akan kaum ODHA, persepsi Glad pun berubah seiring pelajaran yang diberikan oleh Rendi mengenai HIV/AIDS. Glad sadar bahwa selama ini ia selalu memandang sebelah mata kaum ODHA karena kurang pengetahuan tentang itu.
Seiring kedekatan antara Glad dan Rendi, mulai tumbuh rasa ketertarikan diantara mereka. Namun karena status Glad yang lima bulan lagi akan menikah membuat Rendi lebih bisa mengontrol perasaannya. Glad pun demikian, disamping ia juga tertarik pada Rendi ia pun semakin tertarik kepada segala sesuatu tentang HIV/AIDS bahkan ia pun ingin melanjutkan pendidikan sebagai spesialis penyakit dalam, namun keinginan Glad ini ditentang oleh keluarga Dean, terutama mama Dean. Mama Dean menginginkan Glad untuk menjadi dokter kecantikan agar bisa mendukung bisnis hotel milik keluarga Dean.
Perbedaan pandangan antara Glad dan keluarga Dean pun menimbulkan sedikit konflik. Glad yang semula memang sedikit ragu akan keputusannya menerima pinangan dari Dean pun semakin bertambah ragu, ia merasa tidak bisa mengikuti seluruh tuntutan dari keluarga Dean. Sampai pada akhirnya Glad mendapatkan sebuah fakta baruu bahwa sebenarnya Dean selama ini tidak pernah benar-benar berhenti mengunjungi pub, bahkan ia sering bermain-main dengan perempuan lain. Dean yang ia anggap sebagai kekasih yang sangat sempurna itu ternyata  menyayangi Glad hanya karena ia seorang dokter yang cantik, dan pintar. Semua Dean lakukan untuk mengangkat derajat keluarganya yang kaya raya itu. Kenyataan tersebut pun memperkuat keraguannya, akhirnya ia yakin untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Dean. Ia lebih memilih untuk lebih fokus pada cita-citanya.
Keyakinannya untuk melanjutkan pendidikan sebagai spesialis penyakit dalam didukung penuh oleh ayah dan bundanya, Dokter Shani, serta tentunya juga Rendi. Glad pun kini semakin disibukan dengan LSM yang mengurusi kaum ODHA bersama Dokter Shani dan Rendi. Ia disela-sela sebagai dokter yang sedang mengambil pendidikan lanjut pun juga sering mengisi seminar-seminar ataupun penyuluhan tentang HIV/AIDS. Glad dan Rendi pun kini semakin dekat, bahkan Rendi sering mengantar jemput Glad dimanapun. Namun Rendi di bayang-bayangi ketakutan karena rasa yang ia miliki untuk Glad, ia takut jika menginginkan Glad benar-benar menjadi istrinya ia akan menularkan HIV/AIDS pada Glad, padahal Glad sendiri memang menginginkan bisa menjadi istri Rendi, ia tahu bahwa ketakutan Rendi tidak akan pernah terjadi jika mereka tetap rutin chek ke dokter, bahkan pengetahuan Glad pun kini sudah bertambah tentang HIV/AIDS.

Akhirnya mereka pun menikah, dan dua tahun kemudian mereka memiliki seorang anak perempuan yang cantik dan lucu berumur 14 bulan, yang diberi nama Blessing Putri Santiago. Sampai saat ini pun status HIV glad tetap negatif dan Rendi tetap dalam kondisi yang prima.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ringkasan Novel Merpati Biru -Achmad Munif-

Yep. Ini novel yang aku baca pas zaman SMA yang kemudian aku jadiin tugas mata kuliah Teori Sastra :D Novel yang menurut aku bagus waktu itu, sampai sekarang juga sih. 


Merpati Biru ini mengisahkan tentang kehidupan seorang mahasiswi bernama Ken Ratri yang merangkap sebagai "ayam kampus". Ken Ratri adalah mahasiswi semester akhir di jurusan Psikologi Universitas Nusantara di Yogyakarta. Awalnya kehidupan Ken bisa dibilang sempurna dengan keluarga yang bahagia, ayahnya adalah seorang pengusaha kecap sukses. Sampai pada suatu hari kehidupannya berbanding terbalik karena bisnis kecap milik ayahnya bangkrut, hal ini menjadikan keluarganya menjadi tak karuan, ayahnya jatuh sakit akibat terlalu meratapi nasibnya, ibunya pun jauh lebih parah harus dirawat di rumah sakit jiwa akibat terlalu setres. Keadaan ini menjadikannya harus berperaan sebagai tulang punggung keluarga demi membiayai kedua orang tuanya dan juga adiknya, Maya, yang masih bersekolah. Namun jalan yang dipilih Ken untuk membiayai keluarganya menyimpang dari norma yang ada di masyarakat, ia memilih menjadi "ayam kampus" atau pun sering disebut sebagai pelacur.
Orang awam yang melihat Ken tentu akan berpendapat bahwa ia adalah mahasiswi yang biasa-biasa saja, tidak mencolok dan memiliki paras yang cantik. Namun dibalik itu semua ia menyembunyikan satu rahasia besar dalam kehidupannya. Mobil dan rumah yang dia tempati sekarang adalah buah dari hasil bekerjanya sebagai seorang "ayam kampus" atau istilah yang sering digunakan adalah  “merpati biru”. Konon istilah “merpati biru” ini dapat dilihat dari rok yang digunakan para pelacur, yang berwarna biru muda dengan sulaman burung merpati di bagian pojok. Nama “merpati biru” pun merupakan panggilan kesayangan dari Mami Ani, nama seorang germo untuk “anak-anaknya” yaitu Ken Ratri, Lusi juga Nanil yang juga merupakan teman satu kampus Ken. Bertahun-tahun Ken Ratri menyimpan rahasia ini, Maya adiknya pun tak pernah tahu apa yang Ken kerjakan. Ini semua Ken Ratri lakukan semata-mata untuk keluarganya.
Sebenarnya, Ken pun tidak menginginkan pekerjaan ini. Jauh didalam hatinya, ia tahu bahwa apa yang dilakukannya ini salah. Namun ia tidak tahu bagaimana caranya berhenti karena menurutnya keadaanlah yang menuntut ia harus begini, terlebih Mami Ani, germo yang menaunginya, selalu menarik-narik dirinya untuk tetap bekerja dengannya, karena Ken adalah salah satu "merpati" yang menjadi primadona dari sekian "merpati" asuhannya, yang sudah barang tentu menghasilkan pundi-pundi yang kebih untuk dirinya.
Sampai pada suatu hari, kampus dihebohkan dengan terbitan tabloid “Suara Mahasiswa” yang membahas tentang mahasiswi yang suka "nyambi". Pemberitaan ini tentu menjurus pada Ken Ratri, Lusi, dan Nanil. Awalnya mereka tidak ambil pusing dengan berita-berita tersebut, mereka memilih tidak perduli dan bersikap tenang. Namun lama-kelamaan, kabar tentang mereka semakin membesar dan menjadi perhatian utama kampus, mereka tentu cemas akan hal itu. Mereka mulai khawatir dan kelimpungan, menjadi takut untuk pergi ke kampus. Disisi lain ternyata sudah banyak orang yang mengetahui seluk beluk Ken jauh sebelum "Suara Mahasiswa" mengabarkan tentang hal ini, termasuk juga Satriyo kekasih Ken sendiri.
Sebagai seorang parempuan biasa diluar pekerjaannya, Ken yang juga menginginkan kehidupan normal diam-diam menjalin kasih dengan Satriyo. Satriyo adalah seorang aktivis dikampusnya, ia aktif dalam berbagai organisasi bahkan ia menjabat sebagai ketua senat yang sudah barang tentu dikenal banyak orang. Satriyo sendiri sebenarnya sudah tahu seluk beluk Ken yang menggeluti pekerjaan sebagai "ayam kampus", namun ia memilih untuk tetap diam karena bener-benar mencintai Ken. Teman-teman Satriyo di senat yang juga mengetahui seluk beluk Ken banyak yang menentang hubungan mereka, Ken sendiri pun menyadari jika teman-teman Satriyo tidak menyukai bahkan Ken sendiri pun sebenarnya merasa tidak pantas, ia merasa bahwa Satriyo terlalu baik dan terlalu sempurna untuknya.
Lama berselang, Akhirnya permasalahan tentang kabar bahwa Ken nyambi sebagai "ayam kampus" muncul juga ke permukaan. Adiknya, Maya, yang awalnya tidak tahu menahu tentang pekerjaan Ken akhirnya mengetahui juga. Dulu sebelum mengetahui tentang pekerjaan Ken, dimata Maya, Ken adalah seorang kakak yang luar biasa, banting tulang demi dirinya dan keluarga, seorang yang patut dicontoh karena ketekunan dan kesuksesannya dimasa muda. Namun setelah mengetahuinya, ia benar-benar tak habis pikir terhadap kakaknya, ternyata Ken terjerumus pada hal yang menyesatkan. Bayangan tentang Ken yang membanggakan seketika hilang. Hal inilah yang paling ditakutkan Ken, tentang adiknya yang akan tahu pekerjaannya. Ken sangat kebingungan bagaimana cara menjelaskannya pada Maya. Maya yang mendatangi rumah Ken untuk meminta penjelasan seketika kalap dihadapan Ken, ia menangis sejadi-jadinya. Ken pun demikian, ia shock dan tidak bisa menjelaskan apa-apa kapada Maya, ia hanya terus meminta maaf kepada Maya dan berjanji untuk berhenti dari dunia hitam yang ia geluti. Niat untuk berhenti dari dunia hitam ini pun didukung oleh Fatimah teman dekat Ken, seorang yang berjilbab dan islamiah. Seringkali Fatimah menasehati Ken, tapi dengan gaya santai sehingga Ken nyaman dengan Fatimah. Fatimah juga adalah seorang aktivis, ia satu organisasi dengan Satriyo sehingga ia mengetahui bagaimana hubungan Satriyo dengan Ken, dan ia mendukung saja hubungan mereka karena ia tahu bahwa Ken sebenarnya adalah orang yang baik, Ken hanya dipaksa oleh keadaan.
Berbeda dengan Maya dan Fatimah yang mendukung Ken untuk berhenti, Mami Ani malah sebaliknya, ia tidak setuju dengan keputusan Ken. Namun Ken tetap bersikukuh untuk berhenti, akhirnya dengan berat hati Mami Ani pun mengijinkan Ken untuk berhenti, tapi dengan satu syarat bahwa ia harus melayani satu kliyen terakhir. Ken pun menyetujuinya.
Kliyen terakhir Ken, adalah seorang pengusaha besar dan ternyata ia mengidap penyakit kelamin yang mengakibatkan ia tidak mampu melakukan hubungan seks. Dan malam itu pun tidak terjadi apapun mereka hanya saling tukar cerita. Kliyen Ken malah banyak memberi masukan pada Ken dan mendukung untuknya berhenti. Dari situ keputusan Ken untuk berhenti semakin bulat. Selepas malam itu ia benar-benar berhenti dan fokus terhadap skripsinya. Ken juga kembali kekampung halamannya untuk menengok bapak dan ibunya. Ternyata kehidupan orang tuanya sudah berbeda dengan dulu, bapak ibunya telah bangkit dari keterpurukan, mereka terlihat sangat sehat dan bahagia. Orang tuanya membuka warung kecil-kecilan dan sudah rajin beribadah. Ken sangat terharu akan keadaan orang tuanya, keputusannya untuk berhenti memang benar pikirnya. Karena itulah ia menjadi lebih semangat untuk menjalani hidupnya yang baruu.
Sekembalinya ia dari rumah orang tuanya, ia mulai menyusun skripsinya yang pernah terbengkalai. Sebagai bahan observasi Ken diarahkan oleh dosennya untuk mengunjungi keluarga yang mempunyai anak cacat mental. Awalnya kedatangan Ken ini ditolak mentah-mentah oleh keluarga tersebut.  Namun lama kelamaan karena kesungguhan Ken, akhirnya ia diterima untuk mengamati keadaan anak yang cacat mental tersebut. Diluar dugaan Ken, ternyata anak tersebut sangatlah berbahaya menurut Ken, ia sering mengamuk, tapi setelah beberapa waktu Ken yang selalu rutin mengunjunginya perlahan sikap anak tersebut pun mulai membaik. Masukan-masukan yang ken berikan kepada orang tua sianak benar benar dilakukan dan akibatnya anak tersebut benar-benar membaik dan dapat dikontrol. Orang tua tersebut sangat berterimakasih kepada Ken, karena berkat bantuan Ken anaknya menjadi lebih baik.
Selepas kejadian-kejadian tersebut kehidupan Ken menjadi lebih baik, meskipun jalan menju taubat itu susah, masih banyak orang yang menganggap Ken masih sama dengan Ken yang dahulu dengan mengolok-oloknya, Ken lebih nyaman dengan hidupnya yang sekarang, hatinya menjadi lebih tentram. Disamping itu dukungan dari keluarga juga teman-temannya yang selalu mengalir menjadikannya lebih hidup, terlebih dari Satriyo yang tetap setia disampingnya bahkan lebih serius terhadapnya dengan mengenalkannya kepada orang tua Satriyo. Ken merasa sangat beruntung karena berada di sekitar orang-orang yang disayanginya dan menyayanginya pula. Menurutnya setiap orang bisa menjadi baik, seburuk apapun itu jika memang mau merubahnya, bergantung niat dari masing-masing orang tersebut.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Apa kabar SEDULUR ?




-tanyaku pada rasa yang menghambar-
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS